Petruk adalah tokoh punakawan dalam pewayangan Jawa, di pihak keturunan/trah Witaradya. Petruk tidak disebutkan dalam kitab Mahabarata. Jadi jelas bahwa kehadirannya dalam dunia pewayangan merupakan gubahan asli Jawa. Masa lalu. Menurut pedalangan, ia adalah anak pendeta raksasa di pertapaan dan bertempat di dalam laut bernama Begawan Salantara.
Prabu Kanthong Bolong yang gagah dan tampan, berubah seketika menjadi Petruk. Berlutut dihadapan Semar. Dan Episode “Petruk Dadi Ratu” pun berakhir. Petruk tersenyum mengingat peristiwa itu. “Ah… hanya Hyang Widi yang perlu tahu apa isi hatiku, selain Dia aku tak perduli”. Kembali dia mengayunkan “pecok”nya membelah kayu bakar.
Petruk memiliki badan tinggi dengan wajah yang gembira. Sifat jenaka dan dermawan sering ditunjukkan dalam sebuah lakon. Petruk selalu mengajarkan untuk meninggalkan segalanya yang tidak bermanfaat dan kembali kepada ajaran Tuhan. 4. Bagong. Bagong menjadi salah satu lakon yang paling menghibur dalam Wayang Punakawan.
pesan disampaikan dalang dalam pagelaraan wayang kulit pada lakon "Petruk Dadi Ratu" dilihat dari analisis wacana kritis; (3) Menjelaskan apa tujuan penyampaian pesan dalam pagelaran wayang kulit pada lakon "Petruk Dadi Ratu" dilihat dari analisis wacana. KERANOKA PIKIR T«ori Kekuasaan Lakon Wayang •Kulit "Petruk Dadi Ratu"
Kemunculan punakawan dan adegan lawak disesuaikan dengan alur cerita atau lakon yang dipentaskan, akan tetapi jaman sekarang sudah banyak dalang Jawa Timuran menambahkan goro goro lengkap dengan Petruk dan Gareng seperti di Jawa Tengah pada umumnya. 5. Bahasa dan susastra pedalangan Jawa Timuran amat dominan didukung oleh bahasa Jawa dan dialek
WACANA SULUK PEDALANGAN DALAM BAHASA JAWA BERDASARKAN BENTUK DAN FUNGSINYA [Suluk Pedalangan Discourse in Javanese Language Based on Forms and Functions] January 2018 TOTOBUANG 5(1):45
.
cerita wayang petruk dalam bahasa jawa